Wednesday, January 21, 2015

Kepala Dua

19 Januari ke 20.

I am Blessed. 20 tahun berarti lebih banyak ekspektasi yang diharapkan dari diri ini. I don't want to jot down my resolution. But I try to be wiser, to be more confident and bold. Pursuing my 2015's wishes : Brave, Responsibility, and Well Organized.

Rasanya bersyukur sekali di usia 20 masih surrounded by orang-orang kesayangan.

Mama (First, as always)
Aldine sent me a record i like lately, and wishes with CAPSLOCK everywhere.
Wishes flood by Cecere, Economicans, Humus, IE 2012, Friends, Cousins.
Got tag at several picture on instagram, path, and line from my friends and their birthday wishes.
Asa, Ucup, Syahra birthday surprise!
Ima and Citra prank call.
Taken 3 + Bakmi Toyong + Talks + Birthday Present : Ivan, Juna, Keke.
Pizza and Nasi Kuning at Home (Ga nyambung emang, but happy!)

Here's several pictures...










Seteangah Matang

Liburan menjadi satu-satunya waktu dimana aku dapat mengobrol dengan adikku. Aku selalu senang mendengar cerita-cerita ceritanya. Tertawa melihat kebiasaan dan tabiatnya. Terkesima akan pertumbuhan pola pikirnya. Adikku semakin matang. Dahulu aku kerap khawatir goncangan keluarga akan membuatnya menjadi sedih atau terluka. Tetapi adikku kuat, sangat kuat. Entah karena buku-buku fiksi yang selalu ada di depan batang hidungnya. Atau karena web & youtube yang sering dibukanya. Atau bisa jadi impact dari kartun Adventure Time favoritnya.

Menghabiskan makan siang bersamanya sepulang ia sekolah atau les menjadi agenda liburan favoritku. Aku melihat pola pikirnya semakin dewasa. Perilaku atau sifatnya mungkin belum banyak berubah. Akan tetapi beberapa perubahan muncul seiring semakin dewasanya pemikiranya. Adikku, Aldine, merupakan contoh bahwa usia bukan alat ukur kedewasaan. Bahwa pada dasarnya setiap manusia itu sama sama tumbuh. Baik tua maupun muda. Aldine tumbuh. Aku tumbuh. Bahkan papa dan mama pun tumbuh setiap harinya.


Memahami orang lain bukan hal mudah. Menerima orang lain bukan sesuatu yang isntant. Tersinggung, sakit hati, kecewa, itu mungkin beberapa yang akan terasa di hati saat berusaha memahami dan menerima. Akan tetapi lebih bijaksana dengan melawan rasa itu dan menuju kedewasaan yaitu pemahaman bahwa ada hal-hal diluar kontrol kita. Contohnya seperti kondisi, sifat, perilaku dan pola pikir orang lain. Mengeluh, menggerutu, marah, menangisi diri sendiri rasanya lebih mudah dilakukan. Tetapi ikhlas menerima dan memahami orang lain jauh jauh lebih hebat. Menerima dan memahami orang lain itu hebat. Itu matang. Mari berusaha mematangkan diri ini!



Tuesday, January 13, 2015

Muara Angke

Dibalik sketsa Tuhan : Kepulauan Seribu

Ada Hitam berjelaga,
Bukan, bukan biru laut ataupun hijau jernih
Pekat
Lekat
Penat

Ada Amis,
Bukan, bukan bau asin laut
Menusuk
Merasuk
Masuk

Penuh,
Bukan, bukan penuh ikan ikan
Sampah
Limbah
Serapah

Riuh,
Bukan, bukan debur ombak
Ricuh
Rusuh
Keluh

Kemana perginya banyu biru, asin laut, ikan ikan, dan nyanyian ombak?


Friday, January 9, 2015

2015 : Brave, Responsibility, Well Organized

January. Fresh Start. Holiday. When you can have glass of milk and pillow chocolate for bfast. When you can have coffee latte anytime anywhere. When you can have lunch with your friends. Atau sesimpel melahap bakwan jagung dan teh anget sembari satu sesi kisah bersama Akung.

I don't want to jot down my bucket list, but I promise to myself that 2015 means : More Outdoors, More Books, More Writings, Healthy (Olahraga & Kurangin Indomie for sure), Shalat ga bolong & ibadah yang lebih bener.

2014 was ah-ma-zing, with the upside down. I want to jot down so i could recall what 2014 was:

Januari : Awal tahun liburan keluarga ke Bali. Liburan kali ini naik kereta ke Balinya superb superb. Sayang belom dapet Ubud dan Gunung Agungnya. Maybe next time. 3D Museum ngerayain ultah Firman. Randomly ke Solo cuma buat nyobain pizza sama keke setelah ke BirdPark.

Februari : Operasi. Ke Magelang. Ke Borobudur dan Klenteng. Ah aku selalu suka ke candi dan museum.

Maret : Japan Fair with Cendi.Creative Writing held. Nonton GIE for very first time.

April : Diksar Humus FEUI yay! JD 2014 yay! Oprec Agenda UI for staff yay! Pleno pertama Agenda UI 2015 yay!

Mei : European Film Festival. Proker hublu tiap sabtu yang ada aja haha. Timbil ke Lembang yayyyy! Dapet gratisan nonton gt dr liputan 6 trus ketemu reza alqadri. 24-25 Mei : Gunung Gede with Economicans yaaay!

Juni - Juli : Mulai sibuk Agenda UI 2015. Final Exam. Ramadhan. Idul Fitri

Agustus : ARGOPURO & Surabaya. Super bangetlah perjalanan Argopuro. Meskipun trek bebatuan baderan yang laknat tapi pen kesana lagi. Nanti, suatu saat kalo dikasih kesempatan :) German Cinema.

September : Oprec Personal Seller Agenda. Donor darah for the first time! Asian Popcon at Smesco. Fikri's Birthday. Bella's Birthday.

Oktober : DESIGN POCKET KELAR. Hahaha cape bt nyatronin nak design ke ft mulu. Bisnis kecil cetak ebook. Taman Sastra BOE. Pameran di Galnas. UTS. Kenny & Wede Birthday

November : Pulau Harapan with Kanopians. Bandung with Hublu. Roadshow Agenda. PASAR SENI ITB. Docdays FEUI. Dinda's Birthday.

Desember : Agenda EXE. Survival&P3K. Magang at Pendawa Consultama. UAS. Nonton GPMB.

Luar biasa yah! Semoga 2015 lebih luar biasa!











Saturday, January 3, 2015

Pier, Annelis, Ninoshka.

Halo Pier,

Surat ini kutulis menjelang kepulanganku ke Negeri Putin.
Isi surat ini hanya ingin meluruskan benang kusut yang berjela, bersisian dengan nefron otakku. Membuatku mudah hilang fokus, membuatmu muncul dengan apa saja yang kulakukan.

Mungkin kamu sudah tidak heran lagi melihat aku yang tak mampu menyembunyikan simpul bahagia tiap bersamamu. Mungkin kau tidak heran lagi melihat aku yang selalu kikuk, menata sikap, merenda percakapan denganmu. Semua itu terjadi karena aku terenggut olehmu. Bukan oleh tinggi tegapmu Pier, bukan bukan itu. Bukan juga ikal rambutmu yang jatuh, seakan menggoda jemari menyentuhnya, bukan bukan itu. Bukan juga oleh tawa renyahmu yang menggema.

Akan tetapi semua terenggut oleh sesuatu yang ada di bawah kulitmu, tersembunyi dibalik tulang, diselimuti otot-otot. Aku terenggut oleh caramu bermain dengan anak kecil. Caramu bercengkrama dengan kakek-nenek. Caramu berdiskusi dengan rekan-rekanmu yang lain. Caramu membelai lembut kuda-kuda milik Paul. Terutama aku terenggut pada dirimu yang seperti tidak memiliki Ego. Aku jatuh. Bukan, Aku bukan jatuh melainkan terjun bebas. Tanpa tahu apa yang ada di bawah.

Ternyata realita menghantamku di bawah. Aku jatuh pada pualam yang licin. Annelis disismu menghantuiku. Setiap bahagiaku melihatmu, setiap tawaku karena celotehanmu, setiap aku menemukan diriku memikirkanmu, aku dibayangi Annelis. Pier dan Annelis. Annelis dan Pier. Siapa pun di Wiltshire ini mengenal kalian berdua, pasangan itu, Pier dan Annelis.

Akan tetapi yang mendorongku menulis surat ini bukanlah hati yang ingin memiliki. Bukan, bukan, apalah Ninoshka ini dibanding Annelis. Aku hanya ingin mendengar dari sisimu. Karena setiap hal pasti memiliki sisi yang lain. Karena setiap cerita memiliki berbagai sudut pandang. Karena yang tersembunyi di balik tempurung tengkorak manusia itu lebih rumit dari rumus kimia yang diajarkan Mr. Zach. Lebih tersembunyi dari doa yang dipanjatkan. Tidak dapat diprediksi seperti kapan Antelope akan berbelok. Maka aku ingin mendengar cerita ini versi-mu, Pier.

Salam Hangat,
Ninoshka.