Friday, June 26, 2015

Patio


She sat down at her patio. Smell her morning brew. Sip a bit warm caffeine. A kick start to start the day. Sun already up in Boston. Sound of the car passing by humming from the outside. 

She had dim memories what happen in Providence. Time flies fast. Coming back to Providence always bring a memory about her childhood. Disappointment, the feeling for taking for granted, unloved, is the worst when it comes from the first priority. She remembered about time when she crying so hard. She would stuff a pillow into her mouth, to be unheard. 

For years she tried to help herself. To put what she felt into words. That feeling would ebb, but never fully go away. It would form part of her landscape.

The warm of the cup in her hand already gone. She taught herself that people are unique. They're neither what she thought nor her expectation. Some people changed just like the cup loose the heat. Some people stay being who they are, no matter how hard you try to fix them. 

She came back to the kitchen, put the cup in the sink. Then came back to her patio. Standing on her toes, spraying the plants above her head. Even in her tiny patio there are many plants that she watered every day. But each of them growing in different pace, different time for blossom. 


We can’t measure blessing. Because each of us have our own blessing, be patience when have nothing. 

Friday, June 19, 2015

Peluh membawa Jenuh


Tidak dapat terlambat, langkahnya cepat-cepat menuruni jembatan
Tidak dapat tali pengaman, bergantung pada himpitan manusia dalam suatu kubik
Tidak dapat terlihat sepatunya di balik garis aman stasiun kereta
Jalanan. Layar. Jalanan. 
Rindu akan langkah perlahan tapi pasti, tapak penuh cerita, tawa, udara asri
Rindu akan aman uluran tangan teman
Rindu akan sol tebal melewati bebatuan bergemericik air atau rumput kering sabana
Hutan. Belukar. Hutan.
Tidak semua peluh membawa jenuh
Tidak semua keluh berarti rapuh
Rindu perjalanan yang membuat hati utuh

Tuesday, June 16, 2015

Iced Latte

Hot, Cold, Double Espresso, Latte, or Frappe
People have for their own taste
Some just like the smell of it
Some just can’t take it
Taste, Preferences
Like it or not is your business
Not theirs
So if they’ve done something that pissed you off
Maybe is not about the wrong and who’s better off
Maybe its a sign that you just not get enough
Maybe you just have to chill off

Sunday, June 14, 2015

Vaginomics

(Puisi ini di buat terinspirasi dari pembuatan Paper Akhir Mata Kuliah Ekonomi Politik)

Bergelora seperti mawar yang terlukis pada dress yang dipakai
Merah Merekah
Menuntut bak potongan kain yang melilit badan
Rapuh tapi Ingin kuat
Seperti hak stilleto yang kecil menunjang luas penampang diatasnya.
Berteriak menuntut haknya.
Mulut kami juga berhak disuapi makanan.
Tetapi dibalik alasan perut, ternyata bertahan karena dikecewakan.
Hati yang Rapuh
Tetapi dibalik alasan perut, ternyata bertahan karena rantai uang melilit banyak pihak. 
Tetapi dibalik alasan perut, ternyata bertahan karena kepentingan segelintir orang berjas yang bermulut manis
Ah, Politik.

Saturday, June 13, 2015

Luar Dalam


Jalinanya Rapi
Jelujurnya Tepat
Padananya Pas
Kacamata Manusia
Yang Tampak
Lebih Indah
Sayang sayang
Perhatikan Dalamnya
Dekat Kulit
Rasakan Rasakan
Lembut kah?
Kasar kah?
Nyaman kah?
Bukan Jalinan
Bukan Jelujur
Bukan Padanan
Itu Penting
Tapi Rasa
Juga Penting

Friday, June 12, 2015

Bertahan Disana


Seperti dalam labirin, kehilangan arah.
Setiap persimpangan tak tentu ujungnya.
Setiap keputusan tak jelas muaranya.
Bukan benar salah, ada mungkin, bisa jadi, memutar dan berbagai kombinasi probabilitas lainya.
Ingin rasanya melihatnya dari kacamata mata langit.
Memilih jalan yang benar lalu keluar.
Lalu Keluar...
Lalu Apa?
Rasanya pasti tidak sepuas peluh yang mengitari persimpangan yang sama berulang
Rasanya pasti tidak sepuas geram yang hadir di persimpangan yang sulit
Rasanya pasti tidak sepuas rasa hidup dan bersahabat dalam diri yang hadir di setiap ujung keputusan
Rasanya pasti tidak se indah doa yang terbersit dan terlukis perlahan.
Rasanya aku tahu jawabanya.