Friday, July 17, 2015

Doa.


Kata orang cara mencintai paling indah adalah dengan mendoakan. Selama ini saya pikir itu sedikit menyedihkan. Seperti memberi tanpa meminta apresiasi. Seperti anonim cengeng surat kaleng. Entah rendah hati atau rendah diri. 
Tetapi hari ini saya akui saya salah. Mendoakan bukan saja cara mencintai paling indah, tetapi juga paling mudah, universal, bebas, you name it. Doa tidak dibatasi waktu dan ruang serta dimensi. Tidak peduli jenis kelamin, agama, usia, dan norma. Bayangkan seorang ayah yang tidak dapat lagi bicara karena stroke masih dapat mendoakan anaknya. Sesama jenis dapat saling mendoakan tanpa perlu ribut apa kata orang. Seorang anak yang kehilangan ibunya masih bisa mendoakanya. Seorang bisu tetap bisa berkata-kata. Seorang yang beragama hindu dapat mendoakan orang-orang di Gaza. Seseorang dalam diam menyimpan rasa, masih bisa mencinta.

Satu, Mungkin, dan Spesial.


Kenapa ramadhan cuma setahun sekali? Saya bukan ahli agama. Ibadah saya juga belum sepenuhnya benar. Postingan ini cuma pemikiran yang melintas saja di hari pertama bulan syawal.

Lebaran kali ini saya rayakan dengan cara yang berbeda. Kebetulan kelaurga saya dapat voucher menginap di hotel di depan Masjid Al Musyawarah, Kelapa Gading. Saya melihat perbedaan kontras pada saat tarawih terakhir dan malam satu syawal ini. Malam ini masjid sepi sekali. Parkiranya terlihat sepi dari atas. Bahkan lampu diujung kubah masjid yang dinyalakan pada dua malam sebelumnya (sepengamatan saya), malam ini mati. Ramadhan usai, sepinya masjid dimulai.

Saya manusia biasa. Awal ramadhan dan akhir ramadhan adalah saat-saat dimana saya lebih rajin beribadah.Seperti hubungan (tsah), seperti halnya lautan dan iman. Ada pasang surutnya. Seperti hadirnya ramadhan dan syawal. Akan tetapi dalam satu tahun bukan hanya ramadhan dan syawal saja ada 12 bulan lainya. Mengapa hanya satu kali?

Mungkin alasanya adalah setidaknya untuk sekali (satu bulan) masijd-masijd ramai terutama pada malam hari.
Mungkin setidaknya untuk sekali (atau beberapa kali) orang-orang yang biasa makan enak harus merasakan perihnya rasa lapar.
Mungkin setidaknya untuk sekali orang akan menjadi berpikir dua kali saat akan mengumpat, marah, atau meluapkan emosi.
Mungkin setidaknya untuk sekali orang akan lebih mudah memberi.
Mungkin setidaknya dalam setahun berjalan, ia pernah menjadi orang yang lebih baik bagi dirinya dan diri orang lain.

Itu belum menjawab "kenapa hanya sekali?" Bukankah bisa saja Allah membuat setahun penuh menjadi ramadhan? Jika ramadhan dibuat tidak sekali pasti ada pasang surutnya. Tidak spesial. Mungkin Allah merancang sedemikian hingga satu ramadhan akan cukup spesial bagi masing-masing orang. Spesial untuk memulai kebiasaan baru. Spesial untuk detox atau diet. Spesial untuk menyatukan keluarga. Spesial untuk mengenang yang sudah tidak bersama seperti ramadhan sebelumnya. Atau mungkin spesial karena menjadi kesempatan untuk melakukan kebaikan lebih banyak dibanding 365 hari lainya.

Selamat Hari Raya Idul Fitri! Tidak peduli sebanyak apapun dosa dalam satu tahun, hanya butuh satu hari kemenangan untuk menebusnya. Spesial!