Tuesday, March 31, 2015

Nyanyian Borneo

Itu nyanyian paling indah
yang pernah telingaku cicipi
Desah alam yang mengalun
menggelitik koklea, merangsang hati

Nyanyian itu pertanda hari dibuka
Diiringi sorot mentari yang jatuh
menembus kanopi-kanopi hijau
Legam mata orangutan
Bening embun yang menempel
pada barisan fungi
serta sekelibat warna membelah langit di atas

Jangan tanya apa yang terjadi setelah parade semburat jingga
Gemericik sungai masih berisik
Hitam datang, kelam mengukung
Kelambu? Bukan itu kanvas
Tarian kunang-kunang kuning berkilauan
semarak tapi temaram
Bersama menghias lukisan Gugus Bintang
Menemani Bulan yang sendirian
diatas Hutan Hujan

Sunday, March 22, 2015

Merayakan Cinta

Diam menyayat
Setajam belati
Berkilauan bak pualam

Acuh mencambuk
Serabutnya kasar
Membekas perih

Egois mengikis
Merasuk nukleus
Memecah dinding membran

Butuh Waktu
Butuh Tahun
Butuh Air Mata

Diam-mu adalah Cinta
yang tak terkatakan

Acuh-mu adalah Kasih
yang tersembunyi

Ego-mu adalah sayang
yang mungkin susah dibagi

Memaafkan itu mencintai
Menerima itu mengasihi
Terus berusaha mencintai,

Itu cinta tak terperi.